Mijil,
Malam itu, Jil. Malam di mana aku
tidak lagi pulang kepadamu hingga pagi bergulir perlahan dan embun membasahi
ranting-ranting randu yang tengah mekar.
Malam itu, kukenangkan lagi
kenang-kenangan yang kita patri di setiap sudut hati kita yang mulai rapuh dan
menua.
Malam itu, Jil. Hujan turun dari
matamu, sedang aku tak begitu mampu meminjamkan pundak untuk rebahmu. Bahuku kini
terlalu ringkih. Harusnya kita tidak perlu seperti ini. Apa yang kamu risaukan,
Jil?
Kehilangan? Kesepian? Kesendirian?
Bukankah kita semua akan
melaluinya? Kamu hanya terlalu takut, Jil. Akan tiba masanya kita saling
menjauh, berdiam pada masing-masing angkuh kita yang membakar, tunduk pada ego
yang mengoyak kenangan. Kamu hanya perlu terbiasa melewatinya, Jil. Tak perlu
terburu-buru. Berikan tanganmu pada waktu, dia yang akan menuntun.
Mijil,
Seandainya kutemukan jalan lain
yang terbuka untuk kita, ah! Tak perduli harus menerobos ilalang atau
tersandung kerikil panas, akan tetap kugenggam tanganmu erat-erat.
Gerimis mulai terendus di
kejauhan. Datang bersama angin kering yang hambar. Berbaringlah, Jil. Kita ulangi
lagi menghitung bulir hujan yang jatuh di wajah kita. Satu. Dua. Tiga. Empat.
Mijil,
Jangan biarkan kubangan di matamu
meruah. Sebab aku takut terseret dan tak mampu balik ketepian, tenggelam. Menjadi
batu.
Sepucuk surat (bukan) dariku,
simpanlah untukmu.
Sepucuk surat (bukan) dariku, sebagai
pengingat bahwa kita bukan lagi dua jiwa yang bisa membagi minuman
berfermentasi untuk direguk berbarengan,
Jil.
Mijil,
Perempuan sunyi itu telah lama
menyembunyikan rasa di balik kutang usangnya. Kembalilah, Jil. Kembalilah pada
wajah yang kamu simpan sebagai peta dalam sakumu. Ke sanalah kembalimu.
Pada akhirya, kamu dan aku akan
kembali pada jalan yang kita terabas mula-mula sekali. Jejak kita yang
tertinggal akan membelah, membelah, lalu berkumpul menjadi kenangan yang
kesepian.
Terimalah, Mijil
Sepucuk surat (bukan) dariku yang
harus kuterima untukmu. Semoga kamu mengerti.
-------------------------------------------------------------
Catatan sikil: Ngeblog FF hari ke-7
0 komentar:
Posting Komentar