When the rain is blowing in your face,
and the whole world is on your case,
I could offer you a warm embrace
to make you feel my love.
and the whole world is on your case,
I could offer you a warm embrace
to make you feel my love.
Winda tergesa merogoh tasnya. Handphone-nya berdering. Dia tersenyum,
sudah tahu siapa yang memanggil.
My Love Calling.
Tuh, kan. Benar! Dion menelpon. Jantung
Winda berdebar tak karuan.
My Love, Winda senyum-senyum sendiri. Kadang dia masih geli dengan
nama yang dibuatkan khusus untuk nomor telpon Dion. My Love, dengan nada dering pribadi yang syahdu. To make You Feel my love, satu lagu yang mewakili perasan Winda untuk
Dion.
Bagaimana kalau Dion tahu? Ah,
itu tidak mungkin. Winda tahu Dion tipe lelaki yang sangat menghargai privacy, dan selama Winda tidak ceroboh
membeberkan hal ini pada Dion, itu tidak akan pernah terjadi.
“Halo, halo, Win, Winda..”
Suara Dion menggantung di
seberang sana menunggu reaksi Winda.
“Hhmm,”
Winda hanya bergumam. Jaga gengsi dikitlah, biar gak keliatan
banget sukanya. Begitu selalu yang ditekankan Winda pada diri sendiri. Winda
percaya, dengan sedikit jual mahal dan misteri, adalah daya tarik perempuan.
“Soal janji yang gue bilang
kemaren malem.”
Yes! Akhirnya, batin Winda
kegirangan. Dia masih menunggu dion melanjutkan kalimat.
“Kayaknya harus ketunda dulu deh.
Gue ada urusan penting soalnya.”
“Oohh..”
Aku benci kamu hari ini!
Winda menghela nafas berat. Tidak
punya perasaan! Gak tau apa kalau untuk makan malam yang sudah dirancang dari
kemarin membuat Winda nervous sampai
hari ini?!
“Gak papa kan, Win?”
Aku benci kamu hari ini!
Dion menganggap dirinya tidak akan
kenapa-napa dengan penundaan sepihak?! Dasar tidak punya hati. Bisanya bikin orang melayang aja, rutuk
Winda dalam hati.
“Ato gini deh, Win. Berhubung tempat
udah gue pesan, lu pergi bareng temen gue aja. Booking-nya susah tuh,”
Aku benci kamu hari ini!
Hellow! Kamu pikir aku tipe orang yang bakal menyesal seumur hidup
karena tidak bisa makan di tempat mewah? Apa maksudnya?!
“Gak usah deh. Lagian, hari ini
juga gue capek. Kerjaan gue segunung.”
Emosi Winda hampir meledak,
untung otaknya masih waras dan bekerja sesuai fungsi.
“Oh, ya udah. Bye.”
Klik. Sambungan diputus dari
seberang.
Aku benci kamu!!! Hari ini,
besok, selamanya!
Bahkan Dion menutup telponnya
duluan tanpa memikirkan hati Winda hancur seketika. Percuma saja dia
mempersiapakan semuanya dengan begitu sempurna. Dandanan, baju, aksesoris, sampai
sepatu, semuanya matching. Dan sekarang
semuanya sia-sia.
Aku benci kamu!!! Hari ini,
besok, selamanya!
Winda tak sanggup lagi menahan
sedihnya. Dia pikir Dion memang mencintainya, dia pikir perasaannya pada Dion
akan berbalas. Ternyata salah, sangat salah, salah besar!
Aku benci kamu!!! Hari ini,
besok, selamanya!
Di dalam lift, Winda menangis. Dion hanya ingin mempermainkan hatinya. Dion
hanya sekedar baik sebagai teman. Tidak lebih. Harusnya gue sadar dari dulu, bego, bego, bego. Winda merutuki
diri.
Tring..
Lantai dasar, lift terbuka. Winda mengusap air matanya. Tidak ingin ada yang
melihatnya menangis seperti ini.
Dion!
Astaga! Di depannya ada Dion! Menggenggam
buket bunga, menghampirinya.
“Surprise! Gue datang buat lu, Win.”
Winda mematung,
“Jadi pacar gue ya?”
“Romantis dikit dong.”
“Ini udah maksimal.”
"Jadi,"
"Jadi,"
“Gimana?”
“Iya.”
Aku benci kamu! Benar-benar cinta,
jerit Winda dalam hati.
baiklah .. suri ikutan benci juga deh :D
BalasHapusMari kita saling membenci, mbak Suri. :)
Hapushahaha, hepi ending niyeeee
BalasHapusOiya dong. harus, masa menderita mulu. Hahahaha :P
Hapushahahahahhahahahahahha...mangap...eh mantap!
BalasHapuswaa saya baru nyasar kesni nih. blognya seru salam kenal mbak nova :)
BalasHapusops, yg terakhir itu benci = benar-benar cinta! #lagi mondar mandir galau eh nyampe di sini
Hapuswahhhhh si Dion romantis tuhhh.....
BalasHapusemang perempuan yah, di tipu dikit dah langsung makan hati....
ga mau ikutan benci ahkkk.....